Apa yang terpikirkan pertama kali ketika mendengar kata "Bagang"? Seketika mungkin akan muncul kata-kata yang terjaring di dalam pikiran yang memiliki hubungan erat. Seperti laut, nelayan, ikan, pesisir, jaring, kapal, bambu dan lainnya. Tapi kali ini kata "Bagang" yang akan dituliskan mungkin lebih luas jangkauannya.
Sebelum jauh menangkap makna-makna "Bagang" secara simbolis. Saya mencoba untuk merekreasikan pikiran ke salah satu Kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan. Ini juga yang menjadi sebuah alasan kenapa Bagang ini kemudian jadi perhatian. Sekaligus angin segar buat para teman-teman seniman Sulawesi Selatan.
Kabupaten itu bernama Selayar, tidak perlu saya banyak bercerita tentang geografis kabupaten ini. Intinya Selayar banyak lautnya. Masyarakatnya tentu sangat dekat dengan profesi nelayan dan laut. Tentu ada kebiasaan-kebiasaan moyang yang diwariskan di dalam masyarakat. Salah satu warisan yang bisa dilihat saat ini adalah Bagang. Dan seorang seniman di Selayar menjadikan Bagang ini sebagai sumber ide penciptaan karya.
Namanya Misbah seorang putra daerah Selayar yang sangat aktif berkarya dan mengeksplor bunyi-bunyian lokal. "The Bagang" sebuah karya yang multivalensi. Secara umum, karya-karya yang mungkin biasa terlihat hanya sampai pada panggung saja. Latihan, pentas, foto-foto dan selesai.
Tapi tidak dengan karya "The Bagang" ini. Musik, sastra, gerak, instalasi, laut, dan angin dalam satu frekuensi. Karya ini menyinggung soal sampah-sampah yang merusak ekosistem laut. Bagang sebagai filosofi masyarakat pesisir dihadirkan kembali dan mengungkap nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan, sekaligus rancang bangun tradisional.
"The Bagang" juga mencoba menghadirkan kembali "akusitik lokal" (meminjam istilah Misbach) yang saat ini jarang terdengar lagi sebagai terapi bunyi untuk manusia dan alam. "The Bagang" sekaligus menjadi objek rekreasi untuk peningkatan ekonomi masyarakat pesisir tanpa harus reklamasi.
Karya ini hadir bukan semata untuk kesenian saja. "The Bagang" sebagai salah satu problem solving yang terjadi pada masyarakat dan lingkungan. Misbach dan kawan-kawan seniman di Kabupaten Selayar, telah menanam kepedulian terhadap sesama manusi juga kepada alam melalui sebuah karya yang berjudul "The Bagang".